INFO62.News – Pada tanggal 23 Januari 2024, rakyat Gorontalo merayakan Hari Patriotik Gorontalo, mengingat momen bersejarah 82 tahun yang lalu.
Pada hari tersebut, tepatnya 23 Januari 1942, rakyat Gorontalo menegaskan kemerdekaannya dengan mengibarkan bendera Merah Putih, mengusir penjajah Belanda dari tanah Gorontalo.
Peringatan hari bersejarah ini diikuti dengan upacara dan ziarah di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kairagi Manado.
Acara tersebut dihadiri oleh pengurus Kerukunan Keluarga Indonesia Gorontalo (KKIG) Sulawesi Utara dan Kota Manado.
Selama ziarah, penghormatan khusus diberikan di makam tokoh-tokoh pahlawan seperti Rauf Mo’o, Yusuf Hasiru, Kolonel Gobel, Max Pakaya, dan R Katili.
Dr. Hamim Pou, S.Sos, MH, seorang tokoh Gorontalo di Sulut, turut serta dalam ziarah ke pekuburan umum sebagai bentuk penghormatan terhadap para pahlawan dan tokoh Gorontalo pendahulu di Manado.
Kegiatan ini diakhiri dengan silaturahmi pengurus KKIG bersama Himpunan Pemuda Mahasiswa Indonesia Gorontalo (HPMIG) Cabang Manado di Asrama Mahasiswa Gorontalo.
Semangat peristiwa 23 Januari 1942, yang mencerminkan persatuan rakyat Gorontalo, diangkat menjadi semboyan KKIG, yaitu “Yang Jauh Didekatkan, Yang Dekat Dieratkan.”
Ketua KKIG Manado, H. Amir Liputo, SH, menyatakan bahwa semangat ini menggambarkan bersatunya rakyat Gorontalo.
Hamim Pou menekankan pentingnya kebersamaan dalam keluarga besar KKIG, sambil mengingatkan agar persatuan tidak terkikis oleh perbedaan politik atau warna.
“Silaturahmi adalah makna kuat dari filosofi KKIG Yang Jauh Didekatkan Yang Dekat Dieratkan, artinya kita harus saling merangkul walaupun beda pilihan beda warna tapi kita dieratkan dalam KKIG,” tukas Hamim.
Sekretaris KKIG Sulut, H. Suardi Hamzah, menjelaskan bahwa Hari Patriotik Gorontalo memperingati perlawanan rakyat Gorontalo di bawah pimpinan Nani Wartabone terhadap penjajahan Belanda.
Perlawanan tersebut berhasil, dan penjajah Belanda meninggalkan tanah Gorontalo. Rakyat Gorontalo kemudian memproklamirkan kemerdekaan pada tahun 1942 dengan mengibarkan bendera Merah Putih.
Peringatan ini menjadi momentum untuk terus menjaga persatuan dan membangun Manado dan Sulut dengan keberagaman, dengan KKIG sebagai perekat yang kuat.
Suardi Hamzah mengajak seluruh masyarakat untuk menjadi warga Manado asal Gorontalo yang taat dan cinta terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).***