Djainuddin Damopolii : Isue 3D,Kampanye dengan Gaya yang Dinilai Tidak Sesuai dengan Karakter Orang Mongondo
Info62.news, Calon Walikota dan Wakil Walikota dr. Weny Gaib – Rendy V Mangkat gelar pertemuan tatap muka dan Dialogis di Desa Bilalang 1,Senin (14/10/2024).
Saat pembukaan,Drs H Djainudin Damopolii dalam orasi politiknya mengungkapkan kekecewaan terhadap sebuah isue yang dinyatakan langsung oleh Anggota DPR RI Fraksi PDIP YSM yang sempat beredar luas dimasyarakat terhadap peryataan beliau yang menuai kontroversi.
“Untuk mencari sebuah kemenangan bagi Paslon yang kalian endors tidaklah mengapa akan tetapi cukup bijaklah dalam penggunaan sebuah kalimat yang bisa memprovokasi dan bisa memecah belah masyarakat”, Tandasnya.
Karnanya, Kampanye politik di Kotamobagu makin memanas setelah salah satu Anggota DPR RI terpilih Yasti Soepredjo Mokoagow (YSM) mendapat kritik tajam terkait gaya kampanyenya yang menyebut Doa Duit dan Darah. Beberapa tokoh adat dan masyarakat Mongondow merasa bahwa pendekatan yang dilakukan YSM dianggap kurang mencerminkan nilai-nilai dan karakter masyarakat Mongondow, terutama yang berkaitan dengan kata “darah” yang bertentangan dengan karakteristik Budaya Mongondow.
Masyarakat Mongondow dikenal dengan nilai-nilai kearifan lokal, sopan santun, dan keterbukaan dalam berkomunikasi. Namun, dalam beberapa kesempatan, YSM terlihat menggunakan retorika yang dinilai lebih keras dan terkesan memecah belah, yang bertentangan dengan prinsip-prinsip kebersamaan dan persatuan yang dijunjung tinggi oleh suku Mongondow.
Dalam sebuah Kampanye Dialaogis yang di gelar di Desa Bilalang 1,Djainudin Damopolii mengkritik keras peryataan YSM tersebut, “Kami menghormati setiap calon yang maju, tetapi kampanye yang dilakukan harus tetap mencerminkan karakter orang Mongondow. Kita selalu mengutamakan persatuan, sopan santun, dan menghargai satu sama lain, bukan dengan cara memprovokasi atau membuat perpecahan.”
Pernyataan ini disambut dengan berbagai pandangan di kalangan masyarakat. Beberapa pendukung The Winner menyatakan bahwa gaya kampanye tersebut merupakan bentuk dari strategi politik modern, sementara yang lain merasa kecewa karena dianggap tidak sejalan dengan budaya Mongondow yang kental dengan adat istiadat.
Di tengah suasana yang memanas, penting bagi para calon untuk tidak hanya fokus pada kemenangan politik, tetapi juga menjaga harmoni sosial yang sudah lama menjadi ciri khas masyarakat Mongondow.