INFO62.NEWS – Dalam sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal BMJ Oncology, peneliti telah menemukan bahwa faktor gaya hidup dapat menjadi penyebab peningkatan hingga 79 persen kasus baru kanker di seluruh dunia dalam kalangan individu berusia di bawah 50 tahun selama tiga dekade terakhir.
Hasil penelitian ini diambil dari kerangka waktu yang mencakup tahun 1990 hingga 2019.
Gaya hidup yang dimaksud dalam penelitian ini mencakup pola makan yang buruk, kurangnya aktivitas fisik, dan perilaku malas untuk bergerak.
Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa kanker payudara merupakan penyebab paling tinggi kasus kanker dini pada kelompok usia ini pada tahun 2019.
Namun, yang lebih mencolok adalah peningkatan yang pesat dalam kasus kanker tenggorokan dan prostat sejak tahun 1990.
Kanker-kanker yang memiliki angka kematian tertinggi dan dampak kesehatan yang serius pada orang dewasa muda pada tahun 2019 meliputi kanker payudara, tenggorokan, paru-paru, usus, dan perut.
National Cancer Registry di Irlandia juga telah mengamati tren peningkatan kasus kanker pada kelompok usia di bawah 50 tahun dalam laporan mereka.
Data menunjukkan bahwa angka kanker pada kelompok ini meningkat secara bertahap, yakni sekitar 4,2 persen pada pria dan 6,7 persen pada wanita setiap tahunnya.
Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan apakah peningkatan ini signifikan secara statistik.
Para penulis editorial dalam jurnal yang berasal dari Pusat Kesehatan Masyarakat di Queen’s University Belfast mengungkapkan bahwa temuan global ini memberikan wawasan baru tentang jenis-jenis kanker yang biasanya menyerang kelompok usia di bawah 50 tahun.
Meskipun alasan di balik tren ini belum sepenuhnya dipahami, faktor gaya hidup seperti pola makan tinggi daging merah dan garam, rendah buah dan susu, konsumsi alkohol, dan merokok tampaknya menjadi penyebab utama.
Selain itu, kurangnya aktivitas fisik, kelebihan berat badan, dan kadar gula darah yang tinggi juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker.
Dalam rangka mengatasi tren ini, langkah-langkah pencegahan dan deteksi dini menjadi sangat penting.
Hal ini juga memerlukan identifikasi strategi pengobatan yang optimal untuk kanker yang menyerang individu muda, dengan pendekatan holistik yang mempertimbangkan kebutuhan perawatan suportif yang unik pada pasien-pasien ini.
Dalam upaya mencapai tujuan ini, kerja sama global, kolaborasi, dan distribusi sumber daya akan menjadi kunci. Para penulis studi ini juga menggarisbawahi bahwa faktor genetik kemungkinan juga berperan dalam peningkatan kasus kanker ini, namun, faktor risiko gaya hidup tetap menjadi fokus utama dalam upaya pencegahan.
Studi ini didasarkan pada data dari ‘Studi Beban Penyakit Global’ pada tahun 2019, yang mengidentifikasi 29 jenis kanker di 204 negara dan wilayah.***
Sumber : PMJ News